Pengertian istilah Acid Deposition atau Deposisi Asam | ClimaPedia
Deposisi asam terjadi ketika zat-zat yang lebih asam dari udara bersih menempel pada permukaan.
Hal ini umumnya disebabkan oleh polusi dari sumber alami atau, lebih sering, dari emisi industri, kendaraan, dan pembakaran batu bara di rumah (jika masih diizinkan). Keasaman diukur dengan skala pH, di mana pH 7.0 dianggap netral. Nilai di bawah 7.
0 menunjukkan keasaman, sementara nilai di atas 7.0 menunjukkan kekuatan basa.
Hujan Asam Hujan asam adalah hujan yang lebih asam daripada hujan bersih, akibat kontaminasi dari emisi seperti pembangkit listrik, pabrik, knalpot kendaraan, kebakaran hutan, dan letusan gunung berapi. Istilah "hujan asam" mencakup semua kerusakan yang disebabkan oleh polusi asam, tetapi dampaknya cenderung lebih ringan dibandingkan bentuk deposisi asam lainnya.
Ini karena hujan cepat mengalir dari permukaan, sehingga asam hanya kontak sebentar dengan permukaan. Hujan biasa yang bersih memiliki pH sekitar 5,6, yang sudah asam secara alami.
Ini disebabkan oleh gas atmosfer seperti karbon dioksida (CO₂) yang membentuk asam karbonat (H₂CO₃), nitrogen yang berubah menjadi asam nitrit (HNO₂) dan asam nitrat (HNO₃) akibat petir, serta sulfur dioksida (SO₂) yang membentuk asam sulfat (H₂SO₄).
Hujan asam memiliki pH di bawah 5,0. Kabut Asam dan Salju Asam Kabut asam lebih merusak dibandingkan hujan asam. Tetesan kabut sangat kecil dan jatuh sangat perlahan, sehingga menempel pada semua permukaan, bukan hanya bagian atas.
Ini memungkinkan asam tetap pada permukaan lebih lama, memicu reaksi kimia lebih lama.
Proses ini dikenal sebagai deposisi occult, yaitu ketika asam menempel pada permukaan benda seperti tanaman atau bangunan melalui kabut atau tetesan awan. Salju asam juga lebih berbahaya dibandingkan hujan asam.
Saat salju menutupi permukaan, asam di dalamnya memiliki dampak kecil karena permukaan hanya terkena lapisan salju yang kontak langsung. Reaksi kimia berjalan sangat lambat pada suhu di bawah beku. Namun, ketika salju mencair, asam dilepaskan ke permukaan dan tanah, mempengaruhi kimia tanah.
Deposisi Kering dan Soot Asam Deposisi kering, yaitu pemindahan partikel dari udara kering ke permukaan, mungkin merupakan bentuk deposisi asam yang paling merusak. Partikel ini menempel pada permukaan dan dapat diserap oleh tanaman melalui stomata.
Studi di Los Angeles pada tahun 1980 menunjukkan bahwa deposisi kering dari polutan asam 15 kali lebih berbahaya daripada hujan asam bagi vegetasi.
Soot asam, juga dikenal sebagai smut asam, adalah jenis deposisi kering yang melibatkan partikel soot yang menempel pada permukaan dengan bantuan air yang terasaminasi.
Soot ini berasal dari pembakaran minyak atau batu bara yang tidak efisien dan mengandung sulfur tinggi. Reaksi antara air dan sulfur trioksida (SO₃) membentuk asam sulfat (H₂SO₄), yang korosif. Sejarah dan Dampak Polusi asam pertama kali dilaporkan pada tahun 1852 di dekat Manchester, Inggris.
Kasus serupa ditemukan di smelter tembaga di Trail, Kanada, dari tahun 1896 hingga 1930.
Masalah deposisi asam muncul kembali pada tahun 1960-an, tidak hanya dekat sumbernya tetapi juga di area yang lebih luas. Upaya awal untuk mengurangi polusi udara melalui penambahan tinggi cerobong tidak sepenuhnya efektif. Saat ini, cara yang paling efektif untuk mengurangi hujan asam adalah dengan mengurangi emisi penyebabnya.
Deposisi asam telah menyebabkan kerusakan serius pada bangunan batu kapur dan patung serta kerusakan luas pada hutan di Eropa Tengah pada 1960-an dan 1970-an, dikenal dengan istilah Waldsterben, atau "kematian hutan".
Walaupun dampaknya ternyata lebih kecil daripada yang diperkirakan, deposisi asam tetap berkontribusi pada penurunan kesehatan hutan di Amerika dan Eropa.
Upaya di berbagai negara untuk mengurangi emisi nitrogen dan sulfur oksida telah membantu pemulihan yang lambat tetapi positif.
Kata kunci:
0Komentar